Mari
buka mata liat disekitar kita betapa dunia semakin canggih dan moderen sungguh
berbanding terbalik dengan tempo dulu. Saat kita berbicara sendiri, ketawa-tawa
sendiri sambil gigit jari bersama sebuah
benda yang didekatkan ketelinga, perilaku tersebut dianggap gila pada masa
dulu, dan di zaman sekarang dianggap wajar, biasa-biasa saja, atau bisa
dikatakan normal bila sedang nelpon teman atau sang pacar.
Ketika kehilangan sesuaktu benda, maka kebanyakan
orang tempo dulu mencari orang pintar untuk menerawang siapa yang telah
mengambilnya. Lalu mengambil air dengan
membaca-baca mantra, terlihatlah gambar dalam air tersebut, lalu mengambil
sebuah batu memanggil sahabat menanyakan keberadaan orang tersebut beserta
benda yang hilang, dengan kejadian tersebut kita menyimpulkan sungguh diluar
kewajaran atau abnormal, makanya kita panggil orang pintar tersebut Paranormal.
Tetapi hal tersebut tidaklah aneh dizaman sekarang semua orang bisa melakukanya
cukup liat di CCTV bila kita memasangnya, dan langsung bisa menelpon polisi
untuk melaporkannya bila kita mengenal sang pelaku.
Begitulah
kira-kira gambarannya, kemajuan teknologi bukan hanya dibidang IT saja, yang
dengan mudah meng akses Internet, Cheting, Facebook, Twiter, WA, Instagram,
BBM, Telegram begitu cepat dan mudah berkomunikasi mendapatkan informasi
didunia maya, tetapi juga dibidang Transportasi, bisa menjadikan dunia semakin
dekat, dalam tempo sekejab bisa mengelilingi dunia denga pesawat terbang. Pertanian,
dapat meningkatkan hasil berlimpah dalam waktu yang singkat, kalau dulu hasil
panen harus menunggu berbulan-bulan bahkan tahunan, tetapi sekarang dengan
kemajuan teknologi merekayasa genetika, bisa menciptakan bibit unggul yang
cepat dangan kwalitas baik. Padi misalnya dulu panen setahun sekali, tapi
sekarang hanya seratus hari bisa panen.
Semakin
hari dunia semakin maju dan semakin canggih, bila kita tidak mau merubah dan
mengikuti perkembangan dunia maka kita akan tergilas oleh kemajuannya. Jangan pula
kita terlalu menghambakan diri pada kemajuan dunia dengan melupakan nilai-nilai
estatika yang substansial bagi kehidupan, semua kita ciptakan serba palsu dan
penuh rekayasa untuk mengejar dunia, dengan alasan perobahan zaman,
menghalalkan segala cara untuk mendapatkan sesuaktu dengan mengorbakan banyak
orang.
Dunia
boleh berubah dengan kemajuannya tetapi nilai-nilai luhur yang terkandung
didalamnya jangan sampai terkikis oleh kemajuannya. Kita manusia selaku
penggerak perobahan harus menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusian. Baik dalam
menciptakan, mengambil kebijakan, maupun dalam
menetapkan keputusan, harus memperhatikan norma-norma yang ada dalam
kehidupan. Terutama norma agama, ingat ketika memutuskan suaktu perkara berdosa
atau tidak. Tiap-tiap manusia itu pemimpin, dan setiap pemimpin itu akan
dimintai pertanggung jawaban oleh Allah. Minimal kita pemimpin bagi anggota
tubuh kita.
Apalagi
kita meminpin sebuah Negara, Propinsi, kabupaten, kota, Kecamatan, Desa, RW,RT
yang begitu banyak manusia beragam perilakunya. Kita selaku manusia yang
diembankan tugas selaku kepala dinas, kepala bidang, kepala UPT, Kepala Desa,
kepala sekolah, atau kepala keluarga jangan sampai melampui tuhan, tetapi kita
harus menghadirkan tuhan dalam setiap keputusan yang kita ambil. Karena
keputusan yang kita ambil, Allah maha melihat, mendengar, mengetahui segala isi
hati kita.
Pemimpin-pemimpin
yang tidak menggakui adanya Tuhan dalam kehidupannya, maka peminpin itu kafir,
zhalim, munafik. Membiarkan anggota-anggotanya,rakyatnya berbuat dosa,
seolah-olah aman terbebas dari dosa sesuai denga zamannya. Aturan-aturan dan
hukum dibuat untuk melindunginya dan menyiksa rakyatnya demi kepentingannya.
Dunia
semakin maju, maka semakin aneh pula perilakunya, dimana yang berbuat benar dianggap
salah, dan yang salah dianggap benar.
Ketika ada yang inggin menyelamatkan imanya, dianggap tidak bisa bekerja sama
dalam dosa dicela dikatain sok suci, sok jujur,
lalu di asingkan, dan yang berbuat dosa diperas untuk menutupi dosanya.
Katanya” dosa harus dibag-bagi”. Saya rasa semua agama melarang berbuat dosa,
sampai - sampai ada surat pengampunan dosa. Tetapi ketika pemimpin-peminpin
dajjal melebarkan sayapnya. Dengan leluasan memutuskan perkara sesuai isi
hatinya karena dendam, maka pemimpin-pemimpin seperti ini tidak takut melanggar
norma hukum.
Dengan
perobahan dunia lewat kemajuan teknologi bukan berarti kita ikut melakukan
perubahan nilai-nilai budaya. Tetapi dengan kemajuan dunia dan teknologinya kita
pertahankan nilai-nilai luhur yang baik sebagai benteng pertahanan diri, dan
menghilangkan yang tidak baik sesuai norma agama dan hukum, selaras dengan
perkembangan zaman. Apalagi dalam memilih peminpin yang sebentar lagi didepan mata untuk wilayah
Aceh dan DKI Jakarta di tahun 2017, kita harus jeli memilihnya jangan
sampai segelas kopi, sebungkus sembako,
sebuah kaos, selembar SK, selusin sirup, sebuah HP, segudang janji, sejuta
harapan yang dibalut dengan kepalsuan mengorbankan cita-cita luhur. Mereka memberi
segalanya untuk mengambil semua. Hanya iman dan taqwalah yang dapat menuntun
kita kepada pilihan yang baik di era serba canggih ini. Amiiin……………….
Tidak ada komentar:
Posting Komentar